SEMIOTIKA PADA KARIKATUR COVER MAJALAH

 PENDAHULUAN

Karikatur merupakan buah gambar yang menggambarkan sebuah subjek yang dikenal serta secara umum dimaksudkan untuk memberikan kesan lucu kepada pihak yang mengenal gambar tersebut. Jika selama ini karikatur sering dikaitkan dengan kartun, ternyata tidak demikian. Pasalnya untuk menjadi kartun sebuah gambar harus memiliki rangkain cerita tersendiri. Lebih tepatnya, karikatur merupakan unsur yang ada di dalam kartun. Gambar karikatur juga termasuk kedalam sebuah karya visual yang bersifat representasi dan simbolik. Kekuatan utama dari sebuah karikatur terletak pada ide untuk menghadirkan tanda sebagai representasi sebuah peristiwa sosial politik. Kehadiran karikatur sering kita jumpai pada media masa cetak seperti Koran dan majalah. Tempo sebagai sebuah majalah yang dikenal selalu kritis membahas persoalan sosial politik juga mengahdirkan karikatur sebagai bagian dari medianya.

Secara visual Kartun Majalah Tempo sangat menarik untuk dibongkar karena tanda-tanda yang dihadirkan sangat kuat mencerminkan realitas kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia. Pesan-pesan yang dihadirkan melalui kombinasi gambar dan kata juga menarik untuk diungkap karena; pertama, kartun pada Majalah Tempo dikenal kritis, Majalah Tempo yang merupakan Majalah dengan sasaran pembacanya adalah kalangan kelas menengah yang diandaikan juga sebagai pembaca yang kritis.



ISI

Pada pembahasan ini akan diuraikan analisis semiotika berdasarkan makna denotasi dan konotasi cover karikatur Majalah Tempo yang terbit pada 16-22 September 2019. Cover Majalah Tempo ini dipilih karena menunjukan kritik terhadap pemimpin negara yang lupa akan janjinya.

Karikatur dengan gambar ini hadir pada Majalah Tempo edisi 16-22 September 2019. Berukuran 17,7 cm x 17,7 cm, karikatur ini menggambarkan teks visual figure tokoh presiden Indonesia yang memakai kemeja rapih dengan rambut klimis yang menggambarkan sosok beliau sedang berbicara di depan umum, tampak terlihat dari bibirnya yang memperlihatkan seperti orang yang sedang berbicara. Dan terlihat bayangan dari sosok tokoh ini sengaja dibuat berbeda dengan hidung mancung layaknya seperti pinokio. Dengan tagline tulisan janji tinggal janji yang ditulis bold dengan font berwarna putih.

Secara denotasi kalau kita melihat cover majalah ini dengan visual, kita dapat melihat bahwa arti atau maksud dari gambar tersebut adalah sosok tokoh tersebut digambarkan sebagai pinokio, yang dimana sosok pinokio ini mempunyai karakter kalau ia berbohong maka hidungnya akan menjadi Panjang. Dan secara tidak langsung dari cover majalah ini sang editor menganggap kalau tokoh yang ada di cover majalah tersebut adalah pembohong yang tidak menepati janjinya, dan dipertegas lagi dengan kalimat “janji tinggal janji” yang semakin mempertegas maksud dari sarkasme yang ditunjukan dari cover majalah tersebut.

Pada tingkatan makna konotasi pada cover majalah ini dapat dimaknai bahwa Berita ini mengangkat isu polemik revisi Undang -- Undang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Pada edisi ini, Tempo.co menggunakan cover yang menampilkan karikatur Joko Widodo beserta bayangan orang dengan hidung panjang menyerupai tokoh Pinokio. Tokoh Pinokio sendiri sangat identik dengan hal-hal yang berbau kebohongan. Hal ini tentu memicu banyak opini dari masyarakat. Pesan yang disampaikan oleh Majalah Tempo pada edisi tersebut adalah dengan mencoba menyajikan suatu pesan yang dapat dikatakan terselubung atau tersirat dalam bentuk pembingkaian secara visual melalui sebuah karikatur. Karikatur tersebut mempunyai sebuah makna yang mendalam jika seseorang memahaminya. Karikatur tersebut selain diwujudkan menggunakan tokoh berpengaruh dalam dunia nyata, yaitu gambar visual Bapak Joko Widodo yang berperan sebagai tokoh yang berpengaruh dan seorang pemimpin negara, juga terdapat tokoh lainya dalam bentuk visual lain berupa bayangan, bayangan tersebut juga bukan sekedar bayangan biasa namun juga divisualisasikan dengan wujud tokoh fiksi yang identik dengan suatu makna. Selain dipresentasikan dalam bentuk visualisasi, Majalah Tempo juga menambah sebuah penegasan pada sebuah caption pada cover majalahnya. Dalam hal ini adalah penambahan caption "Janji Tinggal Janji" yang semakin mempertegas jika ada suatu hal yang telah diingkari dalam sebuah penawaran sebuah kesepakatan, yaitu janji penguatan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).


SIMPULAN

Karikatur dari Majalah Tempo yang terbit pada tahun 2019 ini hadir untuk memberikan opini atau kritik untuk pemimpin negara untuk kepentingan politik. Tanda-tanda yang dihadirkan berupa gambar visual dan disertai juga dengan teks verbal untuk menghadirkan narasi dari peristiwa yang sedang terjadi. Gambar visual yang dimaksud disini digambarkan dengan gambar tokoh sosok kepala negara Indonesia yang sedang memimpin di tahun jabatannya , figure ini menggambarkan tokoh politik yang digambarkan sesuai dengan situasinya. Secara denotasi karikatur dari sosok tersebut menggambarkan bahwa masyarakat yang kecewa karena tokoh tersebut hanya bisa berjanji namun tidak kunjung ada janji yang terlaksana, maka dari situ penggambarannya seperti pinokio yang merepresentasikan tokoh tersebut seperti sedang berbohong. Namun secara konotasi cover majalah tersebut tidak hanya dimaknai sebagai kritik terhadap tokoh kepala negara tersebut, namun juga diresentasikan sebagai bentuk dari sebuah penegasan kepada KPK karena telah mengingkari jani dari sebuah penawaran yang telah di sepakati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Literatur Tentang Visual Branding

Pengkajian objek desain menggunakan teori semiotika